Hai Sobat Entrepreneur! Memiliki bisnis UMKM sendiri adalah impian banyak orang. Namun, dibalik bisnis UMKM yang menawarkan peluang yang besar, ada banyak tantangan dan jebakan yang seringkali tidak disadari oleh para pemilik bisnis UMKM. Pelaku UMKM perlu melakukan banyak persiapan sebelum merintis bisnis, baik dari produk maupun jasa yang akan ditawarkan, target pasar hingga promosi.
Dalam persiapannya, banyak hal-hal kecil yang apabila diabaikan, dapat berpotensi menyebabkan kesalahan fatal yang dampaknya akan sangat merugikan. Kesalahan dalam mempersiapkan bisnis sering sekali tidak terlihat, tapi dampaknya bisa sangat besar, bahkan bisa mengakibatkan produk yang sebenarnya potensial bisa menjadi tidak berkembang. Penting bagi para pelaku UMKM atau para pengusaha yang baru mulai merintis untuk mengetahui kesalahan yang sering dilakukan para pengusaha saat membangun bisnis.
Berikut beberapa kesalahan fatal pengusaha yang perlu diwaspadai :

- Tidak melakukan riset pasar mendalam
Riset pasar merupakan langkah awal yang wajib dilakukan saat memulai suatu usaha. Banyak pelaku UMKM yang langsung tancap gas memasarkan produk mereka tanpa tau siapa target konsumennya, apa yang mereka butuhkan, dan seperti apa kompetitor mereka. Padahal, dengan melakukan riset pasar, pemilik usaha dapat memahami konsumen secara menyeluruh dan dapat menyusun branding yang sesuai dengan target pasarnya.
- Nama brand sulit diingat dan desain visual tidak relevan
Visual merupakan wajah dari sebuah brand. Banyak pelaku UMKM saat ini menggunakan branding dengan nama yang susah untuk diingat karena ingin menonjolkan sisi aesthetic-nya. Atau malah membuat desain logo, kemasan, atau konten promosi yang terlihat seadanya? Pelaku UMKM sebaiknya memilih nama brand yang ringkas, mudah diucapkan, memiliki makna positif dan sesuai dengan citra produk yang ditawarkan. Desain visual yang digunakan juga tidak harus mahal, tapi juga harus selaras dengan identitas brand, konsisten, dan menarik target pasar.
- Mengabaikan feedback dari konsumen
Feedback dari pelanggan bukan sekadar bahan renungan, namun juga dapat menjadi kompas perbaikan. Banyak pelaku UMKM yang menutup telinga terhadap kritik atau masukan, padahal itu bisa jadi jalan pintas untuk memperbaiki branding, kualitas produk, dan layanan. Dengan feedback pelanggan, pelaku UMKM akan bisa memahami insight tentang kepuasan pelanggan dan juga memperkuat hubungan dengan pelanggan.
- Pengelolaan uang yang kurang baik
Banyak pelaku UMKM yang mengabaikan pencatatan keuangan dengan alasan usaha masih kecil. Padahal, pengelolaan keuangan yang rapi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Pengelolaan keuangan yang buruk dapat mengakibatkan kesulitan dalam mencatat keuangan dan mengelola aliran kas secara tepat yang pada akhirnya berujung kegagalan pada bisnis itu sendiri. Pengelolaan keuangan dalam sebuah bisnis dapat dilakukan dengan membuat anggaran pemasukan dan pengeluaran secara rinci, memisahkan keuangan bisnis dengan pribadi, mengelola utang dan angsuran dengan bijak serta mempersiapkan dana darurat.
- Takut untuk melakukan inovasi
Banyak pengusaha yang mempunyai ide bisnis, tetapi belum banyak yang berani untuk berinovasi. Hal ini dikarenakan pelaku UMKM memiliki kendala seperti mudah puas dengan pencapaian bisnis saat ini atau takut untuk mengambil resiko. Padahal dengan berinovasi, produk atau jasa yang ditawarkan dapat bersaing dengan kompetitor yang sudah terlebih dahulu mengembangan produk atau jasa yang sama dengan bisnis kita.